Senin, 02 November 2009

Etika Bisnis Islam

Berikut ini materi pertama yang di ajarkan,
ETIKA BISNIS ISLAM
1. PENDAHULUAN
Tiga system norma moral secara tradisional yakni norma berdasarkan keyakinan akan kewajiban Mutlak (Deontologis), norma berdasarkan tujuan perbuatan (Teleologis), norma berdasarkan hubungan- hubungan dengan orang lain (Relasional).
Asumsi : Bahwa ada hubungan yang signifikan antara moral dengan ekonomi.
• dampak moral ekonomi yang semakin longgar adalah kemiskinan yang semakin meningkat.

2. PENGENALAN ISTILAH
Perbedaan dan persamaan Akhlak, Moral, dan etika.
a. Akhlak berdasarkan dari bahasa arab
# Diartikan dengan budi pekerti, perangai , tingkah laku atau tabiat. Akhlak tolok ukurnya adalah Al- Qur,an dan al-Hadits.
Akhlak dari bahasa Indonesia adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin.
b. Moral dari kata latin mos yang bentuk jamaknya mores berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Dalam bahasa Indonesia Moral artinya susila, yaitu perilaku yang sesuai dengan pandangan umum, yang baik dan wajar, yang meliputi kesatuan social dan lingkungan tertentu.
Jadi kesimpulannya moral diartikan tindakan manusia yang sesuai dengan ukuran yang diterima oleh umum. Tolok ukurnya kebiasaan yang berlaku.
c. Etika secara teoritis dibedakan kedalam 2 pengertian:
- dari kata bahasa yunani yaitu Ethos yang dalam bentuk jamaknya (Ta Etha) berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat yang diwariskan kegenari yang lain.
Secara harfiah etika diartikan system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah dilembagakan dalam sebuah adat kebiasaan yang terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan berulang dalam kurun waktu yang lama.
- Etika diartikan sebagai ilmu filsafat moral atau ilmu yang membahas, mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas.
3. ETIKA BISNIS ISLAM: Sebuah Gambaran Umum
Sejak akhir tahun 1960-an teori etika mulai membuka diri bagi topic-topik konkret dan actual.
Titik sentral etika islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan bertanggungjawab karena kepercayaannya terhadap kemahakuasaan Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia tidaklah mutlak, dalam arti kebebasan yang terbatas.
Ajaran etika dalam islam pada prinsipnya manusia dituntut untuk berbuat baik pada dirinya sendiri, disamping kepada sesame manusia, alam lingkungannya dan kepada Tuhan selaku Pencipta-Nya.oleh karena itu untuk bias berbuat baik pada semuanyaitu, manusia disamping diberikan kebebasan (free will), hendaknya ia memperhatikan keesaan Tuhan (Tawhid), prinsip keseimbangan (Balance = Tawazun) dan keadilan (qist).
Syed Nawab haider Naqvi menyebutkan sebagai aksioma-aksioma etik. Meliputi Kesatuan (Tauhid), keseimbangan atau kesejajaran (Equilibrium), kehendak bebas (free Will) serta tanggung jawab (responsibility).
a. Kesatuan (tauhid)
Sumber utama etika islam adalah kepercayaan total dan murni terhadap kesatuan (keesaan) Tuhan.
b. Keseimbangan/ kesejajaran
Menentukan konfigurasi aktivitas-aktivitas distribusi, konsumsi serta produksi yang terbaik, dengan pemahaman yang jelas bahwa kebutuhan seluruh anggota masyarakat yang kurang beruntung dan masyarakat islam didahulukan atas sumber daya riil masyarakat.
c. Kehendak Bebas
Dalam pandangan islam, manusia diberikan potensi untuk berkehendak dan memilih diantara pilihan-pilihan yang beragam, tanpa melebihi kebebasan yang dimiliki oleh Tuhan.
d. Tanggung jawab manusia harus berani mempertanggungjawabkan segala pilihannya tidak saja dihadapan manusia bahkan yang paling penting adalah kelak dihadapan Tuhan.
Kesimpulan: bahwa manusia dalam Islam mempunyai tanggung jawab terhadap Tuhan, diri sendiri, dan orang lain.
Tanggung jawab terhadap tuhan, karena ia sebagai makhluk yang mengakui adanya Tuhan (tauhid), sedangkan tanggungjawab terhadap manusia karena ia sebagai makhluk social yang tidak mungkin melepaskan interaksinya dengan orang lain guna memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, karena ia bebas berkehendak sehingga tidak mungkin dipertanggungjawabkan pada orang lain


4. URGENSI ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Bagaimanapun perilaku mencerminkan akhlak /etika seseorang. Apabila seseorang taat pada etika, berkecenderungan akan menghasilkan perilaku yang baik dalam aktivitas atau tindakannya, tanpa kecuali dalam aktivitas bisnis.
Secara konkrit bias diilustrasikan jika perilaku bisnis yang peduli pada etika, bias diprediksi ia akan jujur, amanah, adil, selalu melihat kepentingan orang lain dan sebagainya. Sebaliknya jika mereka tidak mempunyai kesadaran akan etika, dimanapun dan kapanpun tipe kelompok orang kedua ini akan menampakkansikap kontra produktif dengan sikap tipe kelompok orang pertama dalam mengendalikan bisnis.
Seorang pengusaha dalam pandangan etika islam bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan juga keberkahan yaitu kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhoi oleh Allah SWT. Maka yang harus diraih oleh seorang pengusaha tidak sebatas kebutuhan materil, tetapi yang penting lagi adalah keuntungan immaterial
( spiritual).

5. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM
Prasyarat untuk meraih keberkahan atas nilai etika seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang telah digariskan dalam islam antara lain:
- jujur dalam takaran
- menjual barang yang baik mutunya
- dilarang menggunakan sumpah
- longgar dan bermurah hati
- membangun hubungan baik antar kolega
- tertib administrasi
- menetapkan harga dengan transparan
Sebagai pembanding dan pendukung Siddiqi menyatakan bahwa keadilan dan kebajikan merupakan dasar pijakan para pengusaha /pembisnis yang dari keduanya muncul moral altruis dalam dunia bisnis, seperti transparansi, toleransi, demokrasi dan lain sebagainya.
Rafik Issa Beekun mengemukakan sembilan pokok pedoman Etika umum bagi kaum muslim yaitu:
1. jujur dan berkata benar
2. menepati janji
3. Mencintai Allah SWT lebih dari mencintai perniagaan/ bisnisnya
4. Berbisnis dengan muslim sebelum dengan non muslim
5. Rendah hati dalam menjalankan hidup
6. Menjalankan musyawarah dalam semua masalah
7. Tidak terlibat kecurangan
8. Tidak boleh menyuap
9. Berbisnis secara adil

KODE ETIK DAN PENGEMBANGAN MODAL
DALAM ISLAM

1. Arti penting Modal dalam Bisnis
Secara bahasa Arab disebut juga al-amal diartikan segala sesuatu yang dimiliki. Adapun dalam istilah syar’I, harta diartikan sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan dalam perkara yang legal menurut syara’ (hokum islam), seperti bisnis, pinjaman, konsumsi, dan hibah (pemberian).
Modal adalah salah satu factor produksi selain tanah, tenaga kerja dan organisasi yang digunakan untuk membantu mengeluarkan asset lain.
2. Pengumpulan modal
Islam memberikan cara yang mungkin dapat meningkatkan jumlah simpanan masyarakat, yaitu:
a. Peningkatan pendapatan
-Wajib
1) Pembayaran Zakat yang wajib hukumnya. Zakat merupakan pengeluaran yang wajib atas harta yang dimiliki.
2) Larangan mengenakan bunga
- pilihan
3) Penggunaan harta anak yatim
4) Penanaman modal secara tunai
5) Meninggalkan harta waris
b. Menghindari sikap berlebih-lebihan
c. Pembekuan modal
d. Keselamatan dan keamanan
3. Modal dan Pengembangan Bisnis
Bisnis islam merupakan serangkaian aktivitas bisnis dalam bernagai bentuknya yang tidak membatasi jumlah kepemilikan, termasuk profitnya, namun membatasi cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal haramnya).
Dengan kendali syariat, aktivitas bisnis diharapkan bias mencapai 4 hal utama:
1) target hasil: profit- materi dan benefit- non materi
tujuan perusahaan tidak hanya untuk mencari profit atau nilai materi setinggi-tingginya, tetapi juga harus memperoleh dan memberikan benefit atau keuntungan/ manfaat non materi kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian social dsb. Selain itu manfaat yang diberikan seperti kesempatan kerja, bantuan social.
2) Pertumbuhan artinya terus meningkat
Hasil perusahaan diupayakan meningkatsetiap tahunnya dengan cara meningkatkan jumlah produksi seiring dengan perluasan pasar, penngkatan inovasi sehingga menghasilkan produk baru dsb.
3) Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin
4) Keberkahan atau keridhaan Allah

Diantara pokok-pokok penting dalam pengembangan harta adalah sebagai berikut:
1. Menghindari sentralisasi modal
2. Mengembangkan yayasan-yayasan kemanusiaan dengan orientasi kemasyarakatan
3. menguatkan ikatan persaudaraan dan kemasyarakatan melalui zakat dan infaq.

Related Post



  • rss
  • Del.icio.us
  • Digg
  • Twitter
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Share this on Technorati
  • Post this to Myspace
  • Share this on Blinklist
  • Submit this to DesignFloat

0 komentar:

Posting Komentar